Oleh: Zidan
Muhammad Sirojudin
Hijrah menurut
bahasa memiliki dua arti, pertama secara zhahiriy, yaitu perpindahan dari suatu
tempat menuju ke tempat yang lebih baik. Dan kedua secara ma'nawiy, yaitu
perubahan dari satu kondisi kepada kondisi yang lebih baik. Hijrah yang berakar
kata hajara juga memiliki arti meninggalkan/menjauhkan diri.
Dari pengertian
diatas dapat dipahami bahwa hijrah merupakan perpindahan dari melakukan
kebiasaan yang buruk ke yang baik, atau bisa juga dari yang baik ke yang lebih
baik.
Hijrah ini banyak
terjadi di kalangan masyarakat tanpa kita ketahui. Salah satu contohnya ialah
yang dialami oleh H. Arif. Beliau merupakan ketua DKM Bir ‘Ali yang berada di
komplek perumahan Panyileukan.
Sebelum menjadi
ketua DKM, H. Arif merupakan seorang polisi yang bertugas di Polda Jawa Barat sejak tahun 198 hingga 2020, tepatnya
disamping Kampus 2 UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pada saat ia masih
bertugas, ia sudah sering sekali mengikuti kajian-kajian di masjid Bir ‘Ali ini
bahkan sampai rapat-rapat yang diadakan oleh pengurus masjid sekali pun.
"Tepatnya sebelum covid, saya sudah ikut rapat-rapat bersama para pengurus dan jamaah masjid lainnya", ujarnya.
Ia dipilih secara demokratis oleh jemaah masjid lainnya dan uniknya hanya ada satu calon saja, jadi otomatis H. Arif terpilih sebagai ketua DKM yang sah.
"Sistem pemilihannya itu dipilih oleh masyarakat secara demokratis, dan hanya ada satu calon saja, cuma saya, jadi otomatis saya yang terpilih, tapi itu juga melalui pemilihan, tidak ditunjuk," ujar H. Arif
Namun, sebelum ia menjadi Ketua DKM ia terlebih dahulu berhenti dari profesinya sebagai polisi dan ia merupakan jemaah masjid disana.
"Tapi, sebelumnya juga saya merupakan jamaah masjid disini, jadi bukan orang asing," jelasnya.
"Saya berhenti dulu jadi polisi, baru dipilih jadi DKM," lanjutnya.
Selama masa kepengurusannya itu, Arif akan mendirikan TPA (Tempat Penitipan Anak), kantin masjid, tempat parkir yang luas dan perpustakaan. Namun untuk sekarang yang sudah terwujud baru TPA dan perpustakaan.
"Rencana
saya yaitu akan mendirikan TPA, dan itu sudah. Selanjutnya itu sedang proses
pembangunan kantin masjid dan tempat parkir supaya lebih luas untuk tempat
parkirnya, dan untuk perpus akan ditempatkan diluar supaya lebih preventif dan
enak dibaca," tandasnya.
Dari kisah H. Arif tersebut dapat diambil hikmah
yakni bahwasannya setiap orang dapat memilih jalannya masing-masing, sekali pun
harus menghorbankan pekerjaan. Karena, aka nada hal yang lebih indah yang
menanti di depan mata.
0 Comments:
Posting Komentar