Oleh Siti Nabilatul Zahro Salsabila
Sumber: https://www.detik.com/hikmah/khazanah
Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam yang menjadi pedoman hidup sebagai petunjuk dan kebenaran. Isinya tidak hanya mengatur antara hubungan manusia dengan Allah, tetapi mengatur juga hubungan manusia dengan sesama manusia dan alam sekitar.
Namun, tidak semua orang bisa langsung merasa nyaman. Allah SWT menceritakan dalam Al-Qur'an tentang orang-orang musyrik yang dengan teguh menolak kebenaran tersebut.
Dikutip dari akun resmi Kemenag RI, pada Qs Yunus:39 dijelaskan bahwa secara umum orang-orang musyrik menolak kebenaran Al-Qur'an. Bahkan menuduh Nabi Muhammad telah membuat Al-Qur'an.
Selanjutnya ayat ini juga menjelaskan bahwa di antara kumpulan orang musyrik pasti ada yang beriman kepada Allah SWT. Namun mereka menyembunyikan keimanan mereka, dan hanya mengakui kebenaran Al-Qur'an di dalam hati mereka saja. Sementara secara terbuka ia menolaknya. Di sisi lain, ada pula orang yang tidak beriman kepada Allah SWT, menolak kebenaran Al-Qur'an baik secara luar maupun batin.
Namun Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang melakukan kerusakan, yakni mengikuti kebatilan dan menolak kebenaran yang datang dari Allah. Allah akan membalas balasan atas perbuatan mereka.
Menurut tafsir Tahlili, Allah SWT menjelaskan kepada Rasulullah dan pengikut-pengikutnya bahwa keadaan orang musyrikin yang mendustakan ayat-ayat Al-Qur'an akan terbagi menjadi dua golongan.
Ada sebagian yang sungguh-sungguh mempercayai Al-Qur'an dengan iman yang teguh, sedangkan sebagian lainnya tidak mempercayainya dan terus berada dalam kekafiran. Namun, mereka tidak akan langsung dihukum di dunia seperti yang dialami kaum sebelum Nabi Muhammad SAW.
Pada akhir ayat ini dijelaskan bahwa Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang menyebabkan kerusakan di bumi, karena mereka menyekutukan Allah, menganiaya diri mereka sendiri, dan menentang hukum Allah. Hal ini disebabkan karena fitrah mereka telah rusak. Mereka adalah orang-orang yang akan mengalami mimpi buruk.
Allah mengetahui siapa yang layak tersesat, lalu Dia mengizinkannya tersesat. Dia Maha Adil dan tidak pernah zalim, bahkan memberikan kepada setiap individu sesuai dengan apa yang pantas mereka terima. Allah Maha Suci, dan Maha Agung. Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang selalu Allah Ridhoi, aamiin.
Wallahu a'lam.
0 Comments:
Posting Komentar